kebahagiaan akan mendatangkan kebahagiaan yang lain.
entah kenapa rasa itu, jauh sekali kalau aku di dekatmu
mungkin karena aku terlalu tidak menyukaimu.
atau karena.. aku terlalu menyukaimu
hal yang seperti itu pun aku tak tahu
menyedihkan bukan?
---
Hari itu langit sangat terik, udara seperti mampu menguapkan seluruh air laut. kamu beralaskan sendal jepit kebangganmu itu, mengunjungiku seperti biasanya.
Menghampiriku, lebih tepatnya.
"Ikan-ikan berenang dengan riang," ucapmu lebih girang. Aku bisa melihat senyum yang merekah sampai ke tulang pipi ranum yang mungil itu.
"Sepertinya mereka senang, atau memang hanya karena mereka bisa berenang?"
terdapat jeda yang panjang.
sekawanan angin menghapus suara yang baru saja kuciptakan
dan pandangannya membungkusku dalam bungkam yang panjang. Mata elang itu menatapku dalam. Ada nada tidak setuju di sana.
"Berenang ya? humm..." tampak berpikir, kebiasaanmu dengan memiringkan kepalamu sedikit.
"aaa, benar! mereka memang perenang yang ulung." kamu manggut-manggut setuju dan mengarahkan pandangan yang lembut kepadaku," he he he.. menyenangkan sekali jadi ikan bisa memandangimu setiap hari." celotehmu sambil terkekeh. tidak ada resonansi suara yang ditimbulkan di sana.
tapi, hatiku berdetak dengan nada yang kau ciptakan.
bagiku yang seorang anak penjual ikan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar: